Friday, February 5, 2010

Metro Manila : dan Tukang Pos

Metro Manila, City of Manila
Manila Central Post Office
Jumat, 5 Febuari 2010

post office bvilding,
dibangun tahun 1926 dan sempat mengalami kerusakan saat Perang Dunia II
Kami mengawali hari dengan berkunjung ke kantor pos terdekat,
berbekal semangat, sekantung uang receh dan topi lebar.
Alih-alih  menemukan camilan baru di sepanjang jalan,
kami justru di kejutkan dengan 'kantor pos' karya Juan Marcos de Guzman Arellano ini.



Metro Manila : Banana Burger

Metro Manila, City of Manila
Barangay 649 Zone 68 Port Area Manila
Jumat , 5 Febuari 2010
dengan hati berdebar takut gosong,
dan suami yang menemani di belakang

Sebenarnya adalah nama lain dari sahabat tercinta kita di Indonesia, Si Pisang Keju.
Dengan maksud hati ingin membantu sahabat kami yang polos luar biasa bernama Sandro, kami memperkenalkan varian lain dari pisang.
Yang biasanya di Philipina, dilumuri gula dan  di goreng untuk kemudian ditusuk seperti sate.Namanya Banana Q, mengadaptasi BBQ mungkin..(atau saya yang sok tahu)
Banana burger sendiri adalah nama yang di ucapkan Sandro saat mendengar penjelasan kami tentang si pisang keju. Untuk mempersingkat waktu kami pun mengiyakan pernyataannya.
People in Baseco cannot afford this...
adalah komentar para kuya dan para ate yang kami berikan sampel gratis dari Banana Burger.

Metro Manila : dan membeli belah



Metro Manila, City of Manila
Makati, White Scape
Jumat , 5 Febuari 2010



Sedikit mengulang kebelakang, suatu hari di ujung bulan Januari.







“Would you mind to help me at the bazaar tomorrow?”
tanya Sandro perlahan hampir berbisik,
yang dijawab dengan anggukan pasti tanpa malu-malu oleh kami.



Berlokasi di Makati, yang desas-desusnya adalah daerah elit di Manila.
“Ini waktunya kalian melihat warga kaya Philipina” begitu yang diucapkan Presiden Kabalikat Jeorgie Tenolete.
Berangkatlah kami menuju Makati dengan segudang tas di kanan kiri kami.
Dengan  menggunakan tricycle, kami menuju South Pier untuk mendapatkan taksi yang kemudian membawa kami ke White Space si gedung pameran.
White Space sendiri adalah tempat yang berbeda seratus delapan puluh derajat dari Baseco.
Langit-langitnya menjulang dengan jumawa didukung bukaan dan pintu setinggi tiga ratus sentimeter.
Sebuah tempat yang menarik dan mahal..







“Sekali makan di makati, bisa untuk makan tiga hari di Baseco..”
ungkap Sandro polos

Sayangku, perutmu itu..