Friday, January 22, 2010

Metro Manila: R&J Rooms

Quezon City, Metro Manila

R&J Rooms #4up

Kamias Rd

Seperti yang terjadi sebelumnya di Kota Kinabalu, kami mencari alternatif tempat tinggal yang lebih murah dan lebh murah lagi.
750 php/ malam mulai dirasa terlalu berat dan kami harus mencari lahan baru bila ingin bertahan hidup lebih lama.Glek!
 
 Kamar lama kami di Metroroom #102
 
 kamar mandi yang bersih dan menyenangkan
 
bonus : cicak!

Tentunya tidak mudah memenuhi ekspektasi kami akan kamar yang bisa disewakan secara mingguan atau bulanan dengan harga istimewa.
Yang terjadi adalah kami merasa tertipu akan iklan-iklan hotel murah, seperti 150php atau 350php, yang nyatanya adalah hotel yang di sewakan per-jam.
Menurut Indrawan hal itu adalah hal biasa di Jakarta, dimana terdapat hotel-hotel khusus yang menyewakan tempatnya hanya dalam hitungan jam.
"Hotel transit bun..."katanya 

Setelah misuh-misuh dan patah arang, akhirnya kami menemukan dua alternatif tempat tinggal.
Sebuah kamar seharga 4000php/ bulan atau kamar seharga 300 php/hari.
Nyatanya kami belum yakin apakah kami akan tinggal di Quezon atau akan mendapatkan tawaran yang lebih menarik di bagian lain Metro Manila.
Karenanya kami memilih untuk menyewa kamar seharga 300 php/ hari di R&J Room selama mungkin dua atau tiga hari.

Kamarnya?




 

 
Dan di suatu hari yang tidak beruntung,
seekor tikus masuk kedalam kamar kami dan berhasil menggerogoti Indomie Ayam Bawang juga Kari Ayam
 
Sebuah kamar mungil berukuran 2 x 3 meter persegi, dengan single bed yang bila diduduki berderit (dan memang sudah jebol bagian bawahnya :D ), jendela mengarah ke jalan raya, sebuah meja plastik, dan partisi yang sama sekali tidak sound proof.. (menyebabkan kami banyak mendengar hal-hal yang mencurigakan dari kamar sebelah).
Kipas angin membuat segala lebih mudah, terutama di malam hari.
Dan bagian paling luar biasa dari tempat ini terjadi tepat di malam pertama kami menginap disini, dimana terjadi perbaikan jalan tepat di depan kamar kami.
Saya baru bisa terlelap setelah subuh, setelah selesai ke kamar kecil untuk yang ke dua kalinya dan menutup telinga dengan bantal.
Indrawan?
He slept just like a baby..safe and sound :)


Manila: Jantung Yang Copot itu Harganya 25.000 rupiah

Sebuah catatan oleh Indrawan Prabaharyaka,
setelah mengalami perang dingin yang untungnya tidak berkepanjangan..

SM Mall of Asia,
City of Manila
22 Januari 2010


Beberapa menit yang lalu, kita baru saja menjadi pelancong dalam artian sebenar-benarnya. Mengelilingi tempat-tempat menarik dan bercahaya, mencoba wahana-wahana hiburan, hingga makan malam cukup mewah untuk ukuran kantong kami. Sempat terjadi dorong-dorongan dan pembicaraan sekelas sinetron ketika akan mencoba Bungee Fun seharga 120 Peso (25.000 rupiah) di Mall of Asia, bangunan komersial yang konon terbesar di dunia.



 


“Kalo aku nanti selesai loncat-loncat setinggi 60 meter lalu turun tidak bernafas lagi bagaimana?”, istri saya berkomentar dengan wajah pucat dan tangan kedinginan karena menggigil ketakutan.
“Nanti ada saya di bawah mencium kamu dan bilang I love you begitu kamu selesai”, saya mencoba menenangkan perasaan Widyastuti yang berekspresi semakin pasrah.
Atraksi pun dimulai. Sang operator memainkan Bungee Fun dengan kecepatan rendah, lalu semakin melambungkan Widyastuti yang tidak berteriak atau menutup matanya.
“Bagaimana rasanya sayang? I love you”, tanya saya padanya ketika baru saja selesai diguncang-guncang tanpa daya.




 


“Sekarang giliran kamu yang naik ya. Rasakan sendiri jantung yang lepas dari tempatnya”.
Dan sekarang giliran saya yang jadi sepucat mayat.