Sunday, September 18, 2011

Mengingat : Hyderabad


 
Suatu siang yang panas di Hyderabad.
Kurang dari dua menit berjalan kaki dari Taman Hiburan Mini NTS Garden.



Dan saya bertekad akan menulis lebih banyak lagi.
Nanti :p


Menyusur Prabhadevi

Prabhadevi, tempat kami tinggal sekarang terletak kurang dari sepuluh menit berjalan kaki dari kuil terkaya di Mumbai saat ini, Siddhivinayak. Selain bertetangga dengan pekerjaan konstruksi yang tidak kunjung selesai, Beau Monde Sang Tower kembar tiga setinggi tiga puluh tiga tingkat yang baru saja memenangkan City Scape Real Estate India Award untuk hunian terbaik,  juga Cnergy Building yang menawarkan harga sewa sebesar 45,000 rs per kaki persegi (atau sekitar sembilan puluh empat juta rupiah per meter persegi). Saya ingin mengenalkan dengan tetangga kami yang lain. Yang selalu tersenyum saat disapa, dan hanya selemparan batu dari pintu kamar

Day 61
24 Juli 2011
Prabhadevi

Sabtu ini saya tidak bekerja, dan kami memutuskan untuk berjalan - jalan menyusuri lingkungan sekitar.
Awalnya kami hanya ingin berjalan disepanjang sea face sambil menikmati secangkir teh susu hangat. Namun perjalanan menyusuri garis pantai ternyata tidak pernah terjadi. Kami masih bisa mengintip laut dari sela - sela papan kayu yang berderet tak rapi, menyatukan rumah -rumah semi permanen yang siap menghilang kapan saja.


Cricket
Permainan sejuta umat di India. Mirip seperti sepak bola di Indonesia, atau bulu tangkis pada jamannya. 
Namun dalam skala yang lebih ekstrem saya rasa. 
Mereka bisa bermain di mana saja, kapan saja. 
Dimana saja termasuk di lapangan parkir penuh mobil dan jalan raya yang ramai.
Lemari ajaib,
yang bisa berubah menjadi kios penjahit di malam hari. 
Salah satu penolong kami dalam menghadapi sprei yang robek dan resleting celana yang kesempitan. 
Semua di bawah lima ribu rupiah.
Perbaikan 24 jam.
Bila bukan perbaikan jalan, maka akan ada pengecatan ulang, 
pengembangan lahan atau konstruksi bangunan baru
Mons,
panggilan kesayangan untuk semua anak di dunia. 
Century Market,
pengganti Pasar Simpang Dago.
Tempat dimana kami bisa membeli hanya satu buah bawang merah atau satu buah kentang 
DPR.
Dibawah pohon rindang. 
Merupakan istilah yang sempat populer saat saya masih SD. 
Saat itu tukang potong rambut memenuhi pinggiran jalan kota, 
salah satunya di Kidang Pananjung Bandung, 
yang trotoarnya memiliki gunungan rambut - rambut manusia.
Playground,
mengingatkan akan Baseco, Manila. Dalam versi yang lebih kelam dan suram. 
Disini playground digunakan untuk segala usia dan kegiatan.
Termasuk menjemur pakaian 
Pee- a - boo
Anak kecil yang sudah tidak kuat lagi menahan hasrat buang air.
Dilakukan di pinggir jalan raya, tepat di samping bus kota. 
Pintu Selamat Datang
Saya berdiri tepat disamping pintu air. 
Menatap kearah jalan utama menuju perumahan pinggir laut
Sea of Garbage,
yang membuat saya berpikir mungkin Swamp Thing memang benar ada . 
Home Sweet home,
sungguhkah?
Semoga si kecil selalu bisa memakai pakaian bersih setiap harinya 
Bad Advertising.
Baik untuk tambal ban maupun life savers. 
Saya rasa bukan keduanya. 


Kereta tarik.
Ingat sewaktu kecil kita memiliki mainan berupa truk kayu yang ditarik dengan tali?
Sayangnya kereta kecil ini bukan mainan, tapi sesungguh - sungguhnya Life Savers

Atlaua
Deity of the waters

Pertanyaan tentang Life Savers terjawab sudah

Hi, Namaste 
Saya selalu mengagumi mereka yang bekerja seharian penuh, 
dengan pakaian seminggu kemarin dan meneguk air seadanya namun selalu 
dan selalu saja bisa tersenyum

Golden Slumbers.
Sleep pretty darling do not cry

Golden Mother.
And she will sing a lullaby
Picture of the Day.
Hari ditutup dengan seekor sapi yang bertahan entah berapa menit lamanya 
di tengah - tengah lalu lintas yang super ramai. 
Tanpa ada satupun yang bisa memprotes, 
ataupun membunyikan klakson 
sebagaimana layaknya yang selalu mereka lakukan setiap harinya


Enjoy your day Prabhadevi, 
Jangan tersapu ya?