Wednesday, February 10, 2010

Macau : Fok Loong Sun Gai

Rua da Felicidade
Rabu, 10 Febuari 2010


Dan ternyata inilah Macau,
kami tiba setengah jam lewat tengah malam, menyisakan hanya sebuah saja taksi di Bandara Internasional Macau yang sama sekali tidak bisa membaca huruf latin.
Memerlukan hampir tiga per empat jam untuk menemukan Rua da Felicidade yang saya tuliskan dalam selembar kertas. Tidak lupa saya menuliskan "Fok Loong Sun Gai", nama jalan tersebut dalam bahasa kanton untuk memudahkan.
Ternyata usaha saya tersebut hampir tidak berguna, sehingga Pak supir harus membelokan taksinya ke dalam kompleks kasino super mewah The Venetian yang begitu luasnya hingga sanggup menampung hampir sembilan puluh Boeing 747. 
Saran saya untuk berpergian di Macau, bawalah hasil cetak bahasa kanton. Karena penduduk Macau ternyata masih sangat sulit berkomunikasi atau membaca tulisan latin.


Penginapan 'San Va' tujuan kami berdiri tahun 1873 dan merupakan salah satu penginapan paling terjangkau di Macau, kalau tidak ingin di katakan satu - satunya.
Dindingnya berupa partisi - partisi yang sedikit lebih tinggi dari pintu, menyisakan lubang besar dengan langit - langit.
Beruntung kami bisa berkomunikasi melalui terjemahan latin - kanton yang di tempel di atas meja resepsionis, sehingga jari telunjuk adalah senjata utama untuk berkomunikasi.

Pintu masuk utama sekaligus tangga utama San Va hotel
Kamar mandi bersama yang dilengkapi dengan air hangat

Macau : Welcoming Macau

Rua da Felicidade, 2010.

Tempat berteduh dua hari kedepan,
Selamat datang ke Macau!

Tuesday, February 9, 2010

Metro Manila : Seribu dan Satu cara mengucap Sampai Jumpa

Metro Manila, City of Manila
Barangay 649 Zone 68 Port Area Manila
Selasa , 9 Febuari 2010


Seribu satu cara mengucapkan sampai jumpa..

Maynard, Dave, si Kembar, Jamaica, dan semua anak-anak yang pernah tertawa juga bercerita dengan kami,
terima kasih banyak
Semoga pohon cita-citanya terus tumbuh tinggi,
dan kita bertemu lagi di bulan :D



Kita tayo uli

Monday, February 8, 2010

Metro Manila : dan Sarung Jemari

Metro Manila, City of Manila
Barangay 649 Zone 68 Port Area Manila
Senin , 8 Febuari 2010


Ini kelas siang di hari Senin, artinya ini adalah terakhir kalinya kami akan berada di ruang kelas berukuran kuran dari lima belas meter persegi ini untuk mengajar dan bermain dengan anak - anak.
Berita kurang menyenangkan tentang Dave kami terima dari Jamaica dan Maynard, tetangganya di Aplaya.

Dave dilarang bersekolah hari ini, orang tuanya bertengkar hebat.
Ibunya lagi - lagi kalah dalam bermain mahyong dan keadaan mereka semakin sulit.
Dave tidak boleh bersekolah dan tidak di izinkan untuk ikut kelas siang.

"Padahal Dave ingin sekali mengucapkan selamat jalan"


Kamipun menghapus duka dengan si burung kutilang dan membuat boneka - boneka kain.
Berceloteh kanan - kiri dan mengumbar puluhan doa akan masa depan yang lebih baik.
Saya dan Indrawan pun berbisik di telinga Maynard
"Kami tunggu ya kehadiranmu dan Ayahmu di Indonesia" 



Dan kami mendapatkan hadiah cantik berupa untaian gelang cantik dan sebuah burung kertas buatan sendiri :)
Maraming Salamat.. Terima kasih banyak

Metro Manila : dan Burung Cemara

Metro Manila, City of Manila
Barangay 649 Zone 68 Port Area Manila
Senin , 8 Febuari 2010




Tidak ingin kalah dengan negara tetangga yang mengajarkan lagu dan tarian tentang keluarga beruang, kami pun sibuk memutar otak menyiapkan lagu perpisahan.Karena seingat kami tidak ada lagu kanak-kanak berbahasa Indonesia yang di lengkapi dengan gerakan.

Setelah perdebatan yang melibatkan Burung Kakak Tua, Do Mi Ka Do, Pelangi dan juga Injit-Injit semut akhirnya kami memutuskan dua lagu untuk menjadi nominasi.
"Kebunku terlalu singkat dan kurang ceria" Indrawan mengomentari,
"Pohon Cemara terdengar lebih merdu di telinga anak-anak"

Lalu gerakan seperti apakah sekiranya yang mengiringi sang burung berbunyi?
Dalam hitungan menit: voila!
Terciptalah gerakan - gerakan kecil mirip senam kesehatan jasmani di Senin pagi


dipucuk pohon cemara,
burung kutilang berbunyi
bersiul - siul sepanjang hari dengan tak jemu - jemu
mengangguk - angguk
sambil berseru
tri lili lili lili lili


ps. 
Anak - anak ini kesulitan mengucap 'e' seperti dalam 'cemara', namun mereka mengucap 'e' seperti kita mengucapkan 'jengkol'. :D

Metro Manila : Morning Hymn (and Halleluia)

Metro Manila, City of Manila
Barangay 649 Zone 68 Port Area Manila
Senin, 8 Febuari 2010

Kegiatan pagi hari di kantor Kabalikat kurang lebih seperti ini ;
Bangun pukul tujuh kurang sedikit, merapikan kasur lipat ke bawah meja kemudian mandi, dilanjutkan mencari pandisal panas  kemudian sarapan bersama Sandro sambil menikmati kopi susu panas diiringi obrongan ringan seadanya.
Anak - anak sudah mulai berdatangan pukul delapan, lebih cepat satu jam dari jadwal.
Biasanya untuk mengisi waktu, kami akan menggambar bersama dengan pola boneka kertas yang saya buat sebelumnya.
'three stars and the sun'
Jay Ar dan boneka berambut panjang,
mungkin salah saya tidak membuat boneka kertas laki - laki sebagai contoh
Menguap panjang di pagi hari, menanti pelajaran di mulai
Salah satu kegiatan yang wajib dilakukan setiap pagi, berdoa ;
"Thank you Lord i fell so good..'
Pagi hari menjelajah Aplaya,
pelajaran hari ini :
outdoor photography
Aplaya dari batas pantai ;
""Thank you Lord for lovin' me
For givin' me the chance so I could see
The love that you feel inside for me"



Saturday, February 6, 2010

Cavite : Cerita dari Selatan

Magallanes, Cavite
Barangay II Real Street
Sabtu, 6 Febuari 2010


Menuju Magellan,
menyambut 'Sang Ibu Mengandung'

Berada tiga puluh kilometer di selatan Manila, Cavite boleh dikatakan propinsi paling bersejarah di Philipina. Kemederkaan Philipina dikumandangkan disana dan disana pula Ivy Shila Espineli,sang ibu guru, dilahirkan.


Kami menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga sampai empat jam, teringat perjalanan Jakarta Bandung beberapa tahun lampau. Kami menggunakan kendaraan Toyota FX, yang kemudian 'akrab' disebut FX selama dua jam, dan berganti menggunakan jeepney selama satu jam menuju puncak bukit.


Saya ceritakan sedikit tentang si bukit.
Ivy menyebutnya 'Bukit Ibu Mengandung' karena bentuknya yang mirip dengan perempuan hamil yang berbaring terlentang.
"Akan tiba waktunya kita tidak bisa melihat bukit itu lagi, karena sudah berada di atasnya"
Saya dan Indrawan saling bertatapan, sambil menerka-nerka pukul berapa kami akan tiba di perut sang Ibu, puncak tertinggi sekaligus rumah keluarga Ivy, Magallanes.


Magallanes adalah kota kecil yang bisa dikitari dalam waktu kurang dari satu jam.
Memiliki beberapa gereja -baik Tujuh hari Adventis ataupun Katolik-, bank dalam kota -yang tidak memiliki ATM dan tidak memiliki cabang dimanapun kecuali di Magallanes sendiri-, pabrik pengolahan tebu juga pasar malam.


'La merienda'
Kebiasaan pukul empat

"Ayam - ayam disini berkokok dua kali setiap malamnya,
pukul dua dini hari
kemudian pukul empat saat subuh"
peringatan dari Ayah Ivy yang kami buktikan kebenarannya selama dua malam

Pasar malam di Magellan

bersama Sang Ibu Guru,keponakan-keponakan yang cantik,
dan Ate Ce Ce-kakak tertua Ivy-yang sedang berjuang melawan kanker





Metro Manila: Mengunyam Realita

Metro Manila, City of Manila
Barangay 649 Zone 68 Port Area Manila
Sabtu, 6 Febuari 2010


Suatu waktu,
seperti hari hari yang biasanya sudah lewat kami melanggar larangan orangtua untuk duduk di depan pintu..
My lovely Husband , Life is hard, no?

Friday, February 5, 2010

Metro Manila : dan Tukang Pos

Metro Manila, City of Manila
Manila Central Post Office
Jumat, 5 Febuari 2010

post office bvilding,
dibangun tahun 1926 dan sempat mengalami kerusakan saat Perang Dunia II
Kami mengawali hari dengan berkunjung ke kantor pos terdekat,
berbekal semangat, sekantung uang receh dan topi lebar.
Alih-alih  menemukan camilan baru di sepanjang jalan,
kami justru di kejutkan dengan 'kantor pos' karya Juan Marcos de Guzman Arellano ini.



Metro Manila : Banana Burger

Metro Manila, City of Manila
Barangay 649 Zone 68 Port Area Manila
Jumat , 5 Febuari 2010
dengan hati berdebar takut gosong,
dan suami yang menemani di belakang

Sebenarnya adalah nama lain dari sahabat tercinta kita di Indonesia, Si Pisang Keju.
Dengan maksud hati ingin membantu sahabat kami yang polos luar biasa bernama Sandro, kami memperkenalkan varian lain dari pisang.
Yang biasanya di Philipina, dilumuri gula dan  di goreng untuk kemudian ditusuk seperti sate.Namanya Banana Q, mengadaptasi BBQ mungkin..(atau saya yang sok tahu)
Banana burger sendiri adalah nama yang di ucapkan Sandro saat mendengar penjelasan kami tentang si pisang keju. Untuk mempersingkat waktu kami pun mengiyakan pernyataannya.
People in Baseco cannot afford this...
adalah komentar para kuya dan para ate yang kami berikan sampel gratis dari Banana Burger.

Metro Manila : dan membeli belah



Metro Manila, City of Manila
Makati, White Scape
Jumat , 5 Febuari 2010



Sedikit mengulang kebelakang, suatu hari di ujung bulan Januari.







“Would you mind to help me at the bazaar tomorrow?”
tanya Sandro perlahan hampir berbisik,
yang dijawab dengan anggukan pasti tanpa malu-malu oleh kami.



Berlokasi di Makati, yang desas-desusnya adalah daerah elit di Manila.
“Ini waktunya kalian melihat warga kaya Philipina” begitu yang diucapkan Presiden Kabalikat Jeorgie Tenolete.
Berangkatlah kami menuju Makati dengan segudang tas di kanan kiri kami.
Dengan  menggunakan tricycle, kami menuju South Pier untuk mendapatkan taksi yang kemudian membawa kami ke White Space si gedung pameran.
White Space sendiri adalah tempat yang berbeda seratus delapan puluh derajat dari Baseco.
Langit-langitnya menjulang dengan jumawa didukung bukaan dan pintu setinggi tiga ratus sentimeter.
Sebuah tempat yang menarik dan mahal..







“Sekali makan di makati, bisa untuk makan tiga hari di Baseco..”
ungkap Sandro polos

Sayangku, perutmu itu..