larangan merokok yang ditempel hampir di setiap tempat (yup! SETIAP tempat)
Saya sendiri menanggapi larangan merokok dengan cengiran paling lebar yang bisa dibuat, dan mengangguk setuju.
Karena bagi saya tempat makan yang mudah dicapai dan buka dua puluh empat jam adalah mutlak untuk kelangsungan hidup bernegara.
'Perut kenyang hati senang' begitu motonya!
langit Bandar yang tidak lebih biru ternyata
indrawan dan gudang garam terakhirnya (hahay!)
Kemudian kamipun menyusuri pekuburan, pasar ikan juga terminal demi senggenggam tembakau dan tar.
Nyatanya selain sepak bola mungkin rokok adalah sarana pergaulan yang efektif, dalam waktu sekejap mata Indrawan sudah mendapatkan gank baru dan rokok baru juga.
katanya ini rokok Brunei (baca : yang dijual di Brunei)
Indrawan dan gank barunya
Bersama gank mencari harta karun di terminal
Lepas 5 menit berjalan sahaja, Indrawan menemukan toko di lantai 2 terminal yang dijaga oleh mbak-mbak Jawa. Saya pun tak mau kalah, menikmati aura Indonesia di sudut pertokoan - membeli 1 botol Kiranti sang penyelamat!
0 comments:
Post a Comment