Barangay II Real Street
Sabtu, 6 Febuari 2010
Menuju Magellan,
menyambut 'Sang Ibu Mengandung'
Kami menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga sampai empat jam, teringat perjalanan Jakarta Bandung beberapa tahun lampau. Kami menggunakan kendaraan Toyota FX, yang kemudian 'akrab' disebut FX selama dua jam, dan berganti menggunakan jeepney selama satu jam menuju puncak bukit.
Saya ceritakan sedikit tentang si bukit.
Ivy menyebutnya 'Bukit Ibu Mengandung' karena bentuknya yang mirip dengan perempuan hamil yang berbaring terlentang.
"Akan tiba waktunya kita tidak bisa melihat bukit itu lagi, karena sudah berada di atasnya"
Saya dan Indrawan saling bertatapan, sambil menerka-nerka pukul berapa kami akan tiba di perut sang Ibu, puncak tertinggi sekaligus rumah keluarga Ivy, Magallanes.
Magallanes adalah kota kecil yang bisa dikitari dalam waktu kurang dari satu jam.
Memiliki beberapa gereja -baik Tujuh hari Adventis ataupun Katolik-, bank dalam kota -yang tidak memiliki ATM dan tidak memiliki cabang dimanapun kecuali di Magallanes sendiri-, pabrik pengolahan tebu juga pasar malam.
'La merienda'
Kebiasaan pukul empat
"Ayam - ayam disini berkokok dua kali setiap malamnya,
pukul dua dini hari
kemudian pukul empat saat subuh"
peringatan dari Ayah Ivy yang kami buktikan kebenarannya selama dua malam
Pasar malam di Magellan
bersama Sang Ibu Guru,keponakan-keponakan yang cantik,
dan Ate Ce Ce-kakak tertua Ivy-yang sedang berjuang melawan kanker
0 comments:
Post a Comment