Sunday, September 25, 2011

Krishna Janmashtami

Katanya sepertiga hidup manusia dihabiskan untuk tidur. Sedikit banyak menjelaskan mengapa niat menyusuri sea front setiap minggu pagi hari hanya sebatas wacana, dan kebiasaan menunda bangun pagi sebanyak tiga kali sampai alarm terakhir dibunyikan (terima kasih kepada Indrawan yang merelakan saya tidak mencuci piring di pagi hari demi untuk mengais detik-detik di atas kasur sebelum dengan berat hati berangkat ke kantor). Hal ini juga menjawab mengapa belum satupun perayaan yang saya ceritakan meskipun sudah dua festival besar kami lewati di sini. Sungguh maafkanlah Tuan Kasur dan Nyonya Bantal. 

Day 90
22 Agustus 2011
Prabhadevi

Festival pertama kami di India adalah Krishna Janmashtami atau Festival Dahi Handi, minggu ketiga Agustus, yang semaraknya dimulai dari malam sebelumnya.  Sungguh patut dikagumi semangat berpesta orang - orang disini, yang tidak merelakan orang tidur nyenyak sebelum diberi tabuhan genderang berbumbu petasan.

Jalanan sudah terdengar ramai sejak pagi, dan kami masih meringkuk dalam selimut ; mengais detik - detik bercumbu dengan kasur sampai ke akarnya. Meh! Kami mulai keluar kamar sekitar pukul satu siang,  dan kekhawatiran saya tidak sempat mengabadikan momen Dahi Handi ini pun musnah seketika.

Ternyata tidak perlu berjalan terlalu jauh mencari 'piramid manusia'. 
Di halaman rumah sendiri telah berdiri panggung riang gembira lengkap dengan segala atributnya. 
Ini adalah piramid kami yang pertama.

Di antara merengek dan dipaksa menatap kamera


Berjalan sedikit ke jalan besar saya sudah menemukan iring - iringan lengkap dengan  musik pendukungnya. 
Mereka menari sepanjang jalan, meskipun sedang hujan besar


Festival yang tidak mengenal usia.
Semua warga turun ke jalan, berpesta dengan hujan.


Suasana festival yang mengingatkan akan pemilu di Indonesia.
Pemuda - pemuda berseragam yang saling berkompetisi satu sama lain.


Anak-  anak berdesakan dalam kendaraan. 
Mirip Pinocchio dan kereta Stromboli 


Bisa dibilang hampir semua yang 'bersenang - senang' di jalanan adalah kaum laki - laki. 
Yang dilakukan para wanita, diantaranya adalah menyiram air dari jendela. 
Salah satu contohnya kedua anak ini yang berebut siraman air dari lantai dua.  


Letih berjalan kami berjalan kembali ke rumah untuk beristirahat.
Ternyata 'pesta' belum juga selesai disini.


Saya mengintip dari balik panggung yang katanya riang gembira. 
Memperhatikan para tetangga yang menari di bawah hujan,  khas film India


Menyerah tidak bisa menyusup masuk ke dalam rumah, 
kami kembali menikmati kompetisi Dahi Handi. 
Dengan keterbatasan tinggi badan saya berusaha menangkap semua ingatan


Saya tidak yakin apakah mereka para tetangga atau rombongan 
dari tempat lain yang datang dengan truk - truk besar sebelumnya. 
Yang mereka lakukan adalah menikmati hari dan berpose dengan sepenuh hati. 


Setelah menari di hadapan saya dengan brutalnya, 
kali ini giliran mereka untuk membentuk piramid.


Di basement rumah kami ternyata anak - anak kecil ini berlatih membentuk piramid mini mereka.


Si cantik yang bersinar


Indrawan dengan tim piramid mini


Fatima, gadis cilik seperti boneka yang kami temui di jalan menuju Jambori Park


Jambori Park. 
Sulit rasanya tidak tersesat disini


Perpaduan antara tinggi badan yang tidak mencukupi dan lautan manusia


Mereka terus bermain hingga menjelang malam, dan semua lampu mulai di nyalakan


Biasanya semakin tinggi, semakin kecil anak yang ada di puncak piramid


Si kecil berhelm perak yang berusaha berdiri tegak,
berusaha menjadi yang terbaik tahun ini

Kami meninggalkan Jambori sesaat sebelum gelap. Dengan perjuangan luar biasa keluar dari lautan manusia, dan upaya menjaga supaya sendal jepit kami tidak hanyut terbawa arus air hujan yang merendam hampir setengah betis.
Katanya ada anak-anak yang terluka dalam festival ini karena terjatuh. Berharap semoga dengan semakin modern-nya festival ini dari tahun ke tahun pelayanan medispun akan bertambah baik juga sigap.
Saya tidak tahu seberapa besar hadiah yang diperebutkan, namun semoga semua tidak hanya sebatas apa yang dijanjikan sebelumnya.

Again, be good Mumbai :)

1 comments:

Backpackidea said...

Rasa-rasanya semua pemandu sorak di Indonesia akan dibuat iri karenanya

Post a Comment